Rabu Abu | Aku Diciptakan Dari Abu dan Akan Menjadi Abu
Hanya debulah aku
Di alas kakiMu Tuhan
Hauskan titik embun
Sabda penuh ampun
(Hanya Debulah Aku, Lisa A. Riyanto)
Rabu Abu dan Makna Teologisnya.
Pada tanggal 22 Februari 2023 ini umat Kristiani melaksanakan kebaktian Rabu Abu. Kita melakukannya sebagai bagian dari hari raya gerejawi dalam rangkaian masa raya Paskah. Gereja-gereja Tuhan di dunia dalam berbagai denominasi pada umumnya melaksanakan kebaktian Rabu Abu. Hal ini dikarenakan Rabu Abu sendiri memiliki makna teologisnya.
Setiap kali kita merayakan Rabu Abu, kita mengungkapkan sisi penyesalan dan pertobatan kita dari dosa. Juga kesadaran akan diri kita yang fana, yang hanya berasal dari debu/abu. (Kejadian 2:7, Mazmur 103:14)
Dalam kitab Perjanjian Lama ada banyak tokoh Alkitab yang menggunakan abu sebagai simbol penyesalan akan kesalahan dan dosanya, karena abu melambangkan perkabungan, penyesalan, pertobatan juga kefanaan. (2 Samuel 13:19, Yunus 3:5-6, Ratapan 2:10, Ayub 42: 6, Daniel 9:3-6)
Sisi lain, kita melaksanakan kebaktian Rabu Abu, untuk bersama-sama sebagai umat Tuhan, kita mempersiapkan diri memasuki masa prapaskah yang akan ditandai dengan puasa, yang akan kita jalani selama empat puluh hari sampai pada saatnya kita merayakan Paskah.
Bagaimana Cara Menghitungnya?
Rabu Abu dihitung 40 hari sebelum Paskah, dan dalam perhitungan ini tidak termasuk hari minggu karena kita mengimani bahwa hari minggu adalah hari kebangkitan, hari raya Paskah. Tahun ini Paskah jatuh pada tanggal 9 April 2023. Jika hitungannya 40 hari sebelum hari raya Paskah dan dikurangi hari minggu, maka hari tersebut jatuh tepat pada hari Rabu tanggal 22 Februari 2023 di hari ini.
Dari Mana Abu Tersebut Berasal?
Dalam tradisi gereja-gereja di dunia ketika Minggu Palmarum, umat dibagikan daun palma yang kemudian satu tahun kemudian daun palma yang telah kering itu akan dibakar dan digunakan pada kebaktian Rabu Abu. Abu yang digunakan tidak berasal dari hasil pembakaran kayu atau bahan lainnya.
Bagaimana Prosesi Penorehan Abu?
Dalam kebaktian Rabu Abu biasanya menggunakan liturgi khusus dan akan menggunakan abu. Di akhir kebaktian akan ada abu yang akan dioleskan di dahi dalam bentuk salib sebagai tanda penyesalan dan dosa.
Rabu Abu merupakan kesempatan bagi kita untuk menyadari bahwa kita adalah manusia yang fana. Sehebat apapun kita, pada akhirnya kita akan menjadi debu.
Selamat mempersiapkan hati!
Komentar
Posting Komentar