Yeremia 29:11 | Berkat yang Tersamarkan


What if my greatest disappointments

Or the aching of this life

Is the revealing of a greater thirst this world can't satisfy

And what if trials of this life

The rain, the storms, the hardest nights

Are Your mercies in disguise?

(Blessing, Laura Story)



Beberapa hari yang lalu saya menonton salah satu film animasi yang berjudul LUCK. Film ini menceritakan tentang seorang gadis sial, Sam Greenfield, yang tidak pernah beruntung sepanjang hidupnya. Kemana pun ia pergi, kesialan selalu mengikutinya. Apakah ia menyerah dengan hidupnya? tentu tidak. Ia pergi ke dunia keberuntungan dan mencoba segala cara untuk mendapatkan koin keberuntungan. Namun sayangnya bukan keberuntungan yang ia dapatkan melainkan kekacauan dan kegagalan.


Film ini menjadi menarik bagi saya karena pada dasarnya sebagai manusia, kita pasti pernah mengalami ketidakberuntungan dalam hidup, di mana kita jatuh, terpuruk dan bergumul dengan kegagalan-kegagalan hidup.


Nilai sekolah berantakan.

IPK anjlok.

Skripsi atau tesis tak kunjung selesai.

Kondisi keuangan yang tidak stabil.

Putus cinta.

Keluarga berantakan.

Tidak punya pekerjaan.

Usaha bangkrut, dan pengalaman-pengalaman gagal lainnya.

Semua itu merupakan hal yang alamiah terjadi, tidak ada manusia yang selama hidupnya berhasil.


Bangsa Israel pernah merasakan hidup dalam kegagalan.

Siapa sih yang belum pernah mendengar bagaimana grafik perjalanan bangsa Israel? Kalau rajin ke Sekolah Minggu ya, kita pasti sering banget dengar cerita-cerita tentang bangsa Israel dari guru Sekolah Minggu.

Bangsa Israel pernah berada di puncak kejayaan ketika dipimpin oleh raja Daud, kemudian semakin jaya di masa pemerintahan Salomo, tetapi di bawah pemerintahan yang sama pula kejayaannya mulai menurun tajam sampai pada akhirnya bangsa ini terpecah menjadi dua, yaitu Israel (Utara) dan Yehuda (Selatan). Tidak sampai di situ saja, bangsa ini semakin berada di titik terendah ketika mereka dibuang ke negeri asing (Babel).

Saya mencoba membayangkan, jika saya ada di posisi mereka (bangsa Israel) yang sedari awal mengetahui bahwa mereka adalah "umat pilihan" tetapi kemudian berubah status menjadi "umat buangan". Tentu rasanya sangat tidak mengenakan.

Di tengah situasi yang tidak pasti dan kegagalan yang dialami, firman Tuhan datang dan menguatkan mereka bahwa  Tuhan tidak merancangkan kecelakaan bagi mereka. Lah, gimana sih Tuhan? Katanya gak merancangkan rancangan kecelakaan tapi kok kami sebagai umat pilihan harus berada di situasi seperti ini?


Tuhan punya rencana yang indah, kadang dibungkus dengan peristiwa yang tidak mengenakan.

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” - Yeremia 29:11


Janji Tuhan dalam Yeremia 29:11 cukup jelas bahwa Tuhan merancangkan rancangan-rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. Tetapi kadang untuk mencapai rancangan damai sejahtera, Tuhan membungkusnya melalui peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakan. Sayangnya, kadang kita hanya fokus pada peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan, pada kegagalan-kegagalan hidup tanpa pernah berusaha menemukan "sesuatu" di balik peristiwa dan kegagalan hidup yang kita hadapi.


Berdamailah dengan Tuhan.

Gagal fokus menyebabkan kita balik mempersalahkan Tuhan atas peristiwa kegagalan yang kita hadapi dan pada akhirnya hubungan kita dengan Tuhan pun menjadi rusak. Berdamailah dengan Tuhan dan jalin komunikasi dengannya melalui doa.

Salah satu dosen saya pernah berkata:

"Doa tidak pernah mengubah keadaanmu. Tapi doa mengubahmu dalam mengambil sikap yang benar terhadap setiap persoalan yang kamu hadapi."


Doa tidak pernah mengubah nilaimu yang anjlok, keluargamu yang berantakan, keuanganmu yang bermasalah, usahamu yang bangkrut, kekasihmu yang pergi. Tetapi doa mengubahmu dalam mengambil sikap untuk belajar lebih giat, mengasihi keluargamu, memperbaiki manajemen keuanganmu, bahkan merelakan orang yang kamu kasihi.

Doa tidak mengubah keadaan melainkan mengubah kita secara pribadi dalam mengambil sikap yang benar. Bagaimana kita bisa berdoa jika kita tidak berdamai dengan Tuhan?


Berdamailah dengan setiap kegagalan yang kita hadapi. 

Di akhir film LUCK, Sam pun menyadari bahwa masalah utamanya tidak terletak pada kesialan hidup yang ia alami melainkan karena ia tidak bisa berdamai dengan diri dan kegagalan serta kesialan yang ia hadapi.

Berdamailah dengan setiap peristiwa yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita ini. Tetapi dengan terus mencari tahu  apa maksud Tuhan dibalik setiap peristiwa pahit yang kita alami hari ini. Jika ‘itu’ memang harus terjadi, pasti Tuhan punya maksud bagi hidup kita karena kadang peristiwa yang menyakitkan, kegagalan adalah berkat Tuhan yang tersamarkan. 

Marilah kita mengambil sikap yang benar dalam menyambut berkat Tuhan di hari ini.


Kiranya Roh Kudus memampukan kita!



Komentar

Postingan Populer