Kesaksian: Tuhan Belum Selesai Dengan Saya!
Melayani Tuhan adalah kasih karunia bagi saya dan sebuah kesempatan berharga bagi setiap orang yang mau merespon dengan baik panggilanNya.
Amelia Theodora Salawe
Saya mengucap syukur kepada Tuhan karena saya selalu percaya bahwa setiap kebaikan yang datang dalam hidup saya bukan hasil usaha saya sendiri, melainkan kasih karunia Tuhan. Saya mengingat kembali bagaimana campur tangan Tuhan dalam kehidupan saya, sehingga saya bisa mengenal jemaat di Bakal Pos Jemaat Palangka Raya pada tahun 2015 yang lalu, dengan status sebagai mahasiswa stage dan dipertemukan kembali pada tahun 2016, sebagai Tenaga Pengerja Gereja (TPG) GKI Ngagel Surabaya yang ditempatkan di Bakal Pos Jemaat Palangka Raya.
Satu tahun yang lalu, ketika saya mendapatkan panggilan dari GKI Ngagel Surabaya, saya menggumuli panggilan ini karena penting bagi saya untuk menanyakan kehendak Tuhan dalam setiap keputusan yang diambil. Selain itu kebetulan pada saat saya lulus, belum ada pembukaan vikaris (calon pendeta) di gereja asal saya. Oleh sebab itu untuk menambah pengalaman saya dalam pelayanan, saya akhirnya memantapkan hati untuk merespon dengan baik panggilan pelayanan di Bakal Pos Jemaat Palangka Raya dengan masa kontrak 1 (satu) tahun.
Saya mengingat dengan jelas, bagaimana saya merasakan kesendirian dan kehampaan dalam dua bulan pertama saya di Palangka Raya karena kegiatan gereja hanya kebaktian dan persekutuan doa. Oleh sebab itu saya selalu mendatangi rumah jemaat satu persatu, selain untuk mengenal mereka dengan baik, saya juga memiliki teman untuk berbagi kisah dan saya percaya itu semua karena kasih karunia Tuhan. Selama saya disini banyak hal tak terduga yang Tuhan tunjukkan kepada saya dan itu sangat menguatkan iman percaya saya. Ketika beberapa jemaat sudah mulai terlihat tanda-tanda menyerah untuk pelayanan ini, Tuhan kirimkan orang yang tidak kami kenal maupun pendeta-pendeta yang datang melayani di Palangka Raya untuk menyatakan bahwa kami tidak berjalan sendiri, ada Tuhan yang turut bekerja.
Saya ingat bagaimana campur tangan Tuhan bagi kami mulai dari LCD proyektor yang rusak dan harus diganti. Pada saat yang sama ada yang menyumbangkan uang dan itu cukup untuk mengganti LCD Proyektor kami yang rusak. Begitu juga dengan pergumulan tempat ibadah karena awalnya kami beribadah di ruko. Kami tidak pernah terpikir bahwa bisa mengontrak rumah yang sekarang kami jadikan tempat ibadah, karena pemilik rumah tidak pernah mau untuk mengontrakan rumah tersebut dalam jangka waktu 2-3 tahun. Sedangkan kami menawarkan untuk jangka waktu 1 tahun. Sangat mustahil. Tapi itulah Tuhan, kalau tidak mustahil bagi manusia, bukan pekerjaan Tuhan namanya. Kami selalu bawa pemilik rumah itu dalam doa dan apa yang kami doakan benar-benar terjadi. Rumah itu bisa kami pakai untuk tempat ibadah. Saya juga tidak bisa melupakan campur tangan Tuhan dalam pelayanan bakti sosial pengobatan gratis dan pelayanan anak yang kami lakukan bagi masyarakat yang tinggal di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Awalnya saya dan panitia berpikir sepertinya kami kekurangan tenaga dan bahkan akan kekurangan dana. Tetapi kami selalu bawa rencana kami dalam doa dan Tuhan menggerakkan hati banyak orang untuk turut membantu pelayanan kami, baik dana maupun tenaga.
Jika dulu saya berasumsi bahwa pelayanan sebagai Tenaga Pengerja Gereja (TPG) banyak susahnya dan mungkin akan membosankan, namun saat ini saya begitu menikmatinya karena saya percaya, bahwa kesempatan untuk melayani Tuhan dan merasakan kebaikan Tuhan yang luar biasa adalah sebuah kasih karunia bagi saya yang bukan siapa-siapa.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok, tetapi ketika Tuhan memanggil saya untuk melayaniNya, saya akan merespon panggilan itu dengan penuh sukacita karena saya percaya Tuhan belum selesai dengan saya.
Komentar
Posting Komentar