1 Raja-raja 19:1-8 | Garis Plimsoll
Seindah siang disinari terang
Cara Tuhan mengasihiku
Seindah petang dengan angin sejuk
Cara Tuhan mengasihiku.
(The Way That He Loves, W. Elmo Mercer)
Apakah anda yang pernah dengar istilah “Garis Plimsoll” ?
Garis Plimsoll atau bahasa kerennya Plimsoll Mark adalah sebuah istilah dalam dunia perkapalan untuk menunjukkan garis batas muatan. Garis Plimsoll ini biasanya tertera di badan kapal dan memiliki fungsi untuk membatasi kapasitas muatan yang masuk ke dalam kapal. Apabila kapal terus dimuati barang dan orang, maka kapal itu lama-kelamaan akan turun nih. Nah! Turunnya kapal dari permukaan air tidak boleh melampaui Garis Plimsoll tersebut karena jika kapasitas muatan sudah melampaui garis, maka muatan harus segera dihentikan. Jika tidak dihentikan atau dikurangi, maka kemungkinan besar kapal tersebut tidak akan stabil di laut lepas dan membahayakan pelayaran itu sendiri.
Saya tidak begitu paham dengan dunia perkapalan tetapi ketika saya mencoba googling dan mencari tahu tentang hal ini, ternyata banyak sekali kasus kapal tenggelam diakibatkan karena kelebihan muatan dan sudah melampaui Garis Plimsoll kapal tersebut.
Menarik, bukan?
Manusia juga punya Garis Plimsoll.
Sama halnya dengan kapal, kita sebagai manusia pun masing-masing memiliki Garis Plimsoll dalam hidupnya yaitu titik yang menjadi batas normal kondisi fisik (kesehatan tubuh) dan psikis (kesehatan emosi). Ketika Garis Plimsoll dalam diri manusia diisi dengan beban-beban yang berat dan melebihi batas yang seharusnya, kita sudah bisa menduganya bahwa fisik dan psikis kita berada dalam bahaya.
Terkadang tubuh kita sudah memberikan sinyal-sinyal bahaya, namun kita tidak merespon sinyal bahaya tersebut dengan baik.
Berat badan saya dalam satu bulan terakhir naik gila-gilaan. Saya tidak bisa menahan diri dari tidak ngemil.
Ada yang sebaliknya. Lihat nasi pun rasanya ingin muntah, insomnia berkepanjangan, serta penurunan berat badan yang drastis.
Tubuh kita sudah memberikan sinyal, tetapi kita merespon biasa saja. Padahal itu mungkin tanda bahwa kita tidak sedang baik-baik saja. Bisa karena depresi atau karena memiliki masalah kesehatan lainnya. Tubuh kita secara fisik dan psikis sudah kelebihan muatan melampaui Garis Plimsoll. Ketika sinyal bahaya tidak segera direspon, maka banyak hal buruk yang bisa terjadi.
Sakit, depresi berkepanjangan, bahkan tidak sedikit yang berujung pada kematian.
Elia Ketakutan.
Kitab 1 Raja-raja 19:1-8 mencatat bahwa Elia, seorang nabi yang luar biasa terkenal dalam Perjanjian Lama juga sedang berada di ambang batas Garis Plimsoll. Jika kita mengikuti kisah ini dengan teliti dalam dua pasal sebelumnya (1 Raja-raja 17:7-24; 18:20-46) maka Elia bukan sembarang nabi. Dengan pertolongan Tuhan, ia membangkitkan anak dari seorang janda di Sarfat dan dengan gagah berani menghadapi 450 nabi Baal di gunung Karmel.
Nabi yang baru saja melakukan hal-hal luar biasa, kini gemetar ketakutan karena situasi yang ia alami yaitu setelah aksi membunuh 450 nabi Baal, raja Ahab dan orang Israel tidak juga berbalik kepada Tuhan serta ancaman dari ratu Izebel yang murka pada Elia karena telah membunuh 450 nabi Baal (19:1-2).
“Semoga para dewa menghukum, malah membunuh saya, kalau besok pada saat seperti ini saya tidak memperlakukan engkau seperti engkau memperlakukan nabi-nabi Baal itu.” (Ayat 2 - Terj. Bahasa Indonesia Masa Kini)
Elia tahu benar siapa Izebel dan bagaimana sepak terjangnya. Izebel terkenal sebagai ratu yang jahat dan Elia tahu bahwa ancamannya bukan ancaman biasa. Ancaman kematian yang disampaikan Izebel melemahkan Elia. Garis Plimsoll Elia sudah dipenuhi dengan beban yang sangat berat sehingga melampaui batas yang seharusnya. Apa yang terjadi selanjutnya?
Elia lari bersembunyi dan mengasingkan dirinya (19:3-4).
Elia kehilangan semangat untuk hidup dan berharap untuk mati (19:5-7).
Putus asa, kecewa, sendiri, dan merasa ditinggalkan.
Tak jarang kita juga mengalami hal yang sama dengan Elia. Begitu yakin bahwa kita mampu mengatasi semua hal dalam hidup ini. Oleh sebab itu segala beban rasanya bisa kita tanggung. Kita lupa bahwa hidup kita pun ada Garis Plimsoll-nya. Ada begitu banyak hal dalam hidup yang tidak dapat kita kendalikan dan kita tanggung sendiri.
Sakit penyakit (entah itu menimpa keluarga atau diri kita sendiri), keluarga yang jauh dari sempurna, ditinggalkan oleh orang yang dicintai, bergumul dengan masalah ekonomi, masalah dengan pendidikan dan masih banyak lagi hal-hal dalam hidup yang mungkin tidak bisa kita kendalikan.
Hampir setiap hari kita mendengar kabar orang-orang yang tidak kuat dalam menanggung beban hidupnya memilih untuk mengakhiri hidup. Sama seperti yang Elia pikirkan ketika berada dalam keputusasaan.
Tuhan tidak mengangkat penderitaan, melainkan memberi kekuatan untuk menghadapi penderitaan.
Dalam ketakutannya, Elia berbaring dan tidur. Seorang malaikat menyentuhnya dua kali dan berkata kepadanya: “Bangunlah, makanlah!” (19:5-7). Setelah yang kedua kali, Elia dikuatkan oleh makanan yang disediakan Tuhan, lalu “ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya” sampai tiba di sebuah gua (19: 8).
Kok ya Tuhan gak menghilangkan Izebel aja sih? Malah ngasih makanan dan minuman?
Tuhan tahu bahwa yang Elia butuhkan adalah sesuatu yang dapat membuat ia terus bertahan hidup. Tuhan datang melalui makanan dan minuman supaya Elia dapat melanjutkan hidupnya.
Teman.
Jika tubuhmu memberikan sinyal bahaya karena terlalu banyak beban yang kamu tanggung dalam hidupmu, ingat bahwa kamu tidak sendiri. Tuhan ada dan selalu menyertaimu. Tuhan memang tidak memberikan janji sama seperti slogan pegadaian:
Mengatasi Masalah Tanpa Masalah
Tapi Tuhan memberikanmu seorang sahabat/ istri/ suami/ kekasih/ anak/ orangtua yang mau menyediakan telinga dan mendengarkan keluh kesahmu.
Tuhan memberikanmu kekuatan melalui seorang psikolog yang kepadanya kamu datang menceritakan kekuatiranmu akan hidup yang menyebabkan depresi berkepanjangan atau memberikan kekuatan kepadamu melalui lagu-lagu KPOP.
Tuhan juga bisa hadir dan memberikan kekuatan ketika kamu berdoa dan menyerahkan segala harap dan gumulmu padaNya.
Tuhan bisa hadir dengan cara apa saja untuk menguatkan dan meyakinkan kita bahwa Ia ada dan menyertai kita. Selamat berjalan bersama Tuhan!
Terima kasih untuk renungannya. Selalu ada kekuatan di dalam Doa
BalasHapus