Dari Kia Untuk Kamu
"Kamu tidak bisa memutuskan hubungan yang sudah terjalin bahkan sejak dalam kandungan hanya karena kamu adalah pasangannya..."
Hari ini saya dihubungi salah satu teman saya, sebut saja namanya Kia (nama samaran). Seingat saya, terakhir kali kami saling berkontak saat Kia menikah setelah satu tahun berhasil menyelesaikan pendidikan profesinya. Pertemuan kami cukup unik, singkat tapi meninggalkan kesan yang mendalam. Saya berjumpa dengan Kia ketika saya sedang menjalani proses Praktik Pendidikan Lapangan di salah satu gereja. Bagi saya, Kia adalah teman yang baik, pendengar yang setia dan selalu menemukan alasan untuk terus berpikir positif tentang hidupnya serta orang lain di sekitarnya. Saya yang dulu tidak paham kompleksitas sebuah pernikahan sempat melontarkan candaan kepadanya bahwa betapa beruntungnya lelaki yang akan jadi suaminya nanti. Dia seorang perempuan cerdas, berperawakan menarik, pekerja keras sehingga bisa menyelesaikan studi dibantu dengan uang yang dia hasilkan dari beberapa usaha kecilnya. Hal itu yang saya pikirkan sebelum Kia menghubungi saya di hari ini.
Seperti pada umumnya ketika membuka percakapan dengan teman lama, saya menanyakan kabar, pekerjaan, serta anaknya yang sering dia bagikan di akun instagramnya. Kami memperbincangkan banyak hal sampai kemudian Kia mengatakan kepada saya bahwa dia sedang memikirkan cara untuk terus mempertahankan rumah tangganya dari perceraian. Saya terdiam beberapa detik, kemudian memberanikan diri untuk bertanya apa yang dia hadapi dalam rumah tangganya. Awalnya saya berpikir mungkin karena ada orang ketiga dalam hal ini WIL (Wanita Idaman Lain), namun kemudian Kia bercerita panjang lebar sesekali menahan tangis bahwa memang ada orang ketiga dalam rumah tangganya tetapi bukan WIL melainkan keluarga dari pihak suaminya yang menjadi penyebab utama keretakan dalam rumah tangga mereka. Saya mendengar cerita Kia dengan seksama dan saya tidak bisa menghakimi Kia dengan segala hal yang akan dia putuskan dan perjuangkan. Saya tahu bahwa dia hanya butuh teman untuk mendengar cerita-ceritanya.
Salah satu hal yang menarik bagi saya dari cerita Kia adalah...
Kenalilah Keluarga Pasanganmu Dengan Baik!
Menurut Kia, pentingnya mengenali keluarga pasangan dan bagaimana cara mereka berinteraksi menjadi salah satu pertimbangan sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius. Alasannya sederhana, kamu mengenal pasanganmu ketika dia dewasa tapi sejatinya ia dibentuk dalam lingkungan yang jauh lebih kompleks yaitu keluarga. Kamu tidak bisa memutuskan hubungan yang sudah terjalin bahkan sejak dalam kandungan hanya karena kamu adalah pasangannya
"Hal ini yang dulu aku abaikan. Padahal sejak awal pacaran, segala sesuatu yang berkaitan dengan hidupnya dan keluarganya sudah terasa rumit. Tapi yo nekat ae, toh yang jalani kan kami berdua. Setelah menikah di tahun kedua barulah keluarganya mas X mulai ikut campur segala urusan rumah tanggaku. Mulai dari aku yang diminta gak usah kerja dan fokus untuk hamil, setelah punya anak juga aku gak nggak bisa mendidik anakku sesuai keinginanku, pertengkaran kami selalu saja diketahui keluarganya dan mereka mencoba ikut campur dengan memojokkanku sampai pada usulan salah satu anggota keluarganya untuk menceraikanku. " - tutur Kia.
Sebelum semuanya terlambat, kamu diberi kesempatan untuk mengenal keluarganya. Kenali karakter mereka masing-masing, bagaimana mereka memperlakukan pasanganmu dan juga memperlakukanmu. Jika dari cara mereka berinteraksi saja menurutmu tidak cocok denganmu, jangan dipaksakan. Pernikahan adalah sesuatu yang kompleks, bukan hanya tentang kamu dan pasanganmu tapi juga tentang keluargamu dan keluarga pasanganmu.
Di akhir percakapan kami, saya berdoa untuk Kia dan meminta ijin untuk membagikan kisahnya dengan syarat namanya harus disamarkan. Terima kasih Kia untuk ceritanya yang berharga, semoga kamu menemukan cahaya di tengah redupnya malam. Tuhan mengasihi keluargamu!
Komentar
Posting Komentar